Rangkai Bahasa, Jadi Idola

Beragam upaya dilakukan guru agar muridnya tidak bandel. Tak sedikit pula cara-cara kurang pantas dilakukan. Menghardik atau menghukum secara fisik seolah lumrah. Padahal, masih banyak cara yang bisa dilakukan agar tak terjadi pelecehan dan kekerasan. Abdillah Syafei, guru agama islam di SMP 29, Jalan Pakis Hijau Perumnas Bengkuring, Samarinda punya cara unik untuk “menaklukkan” anak didik, yakni dengan hipnosis dan sulap.

RIZKI HADID, Samarinda  

Jarum waktu beranjak ke pukul 07.17 Wita saat Abdillah Syafei masuk ke ruang kelas. Cengkerama siswa kelas VIII mendadak berhenti dan menyapa guru agama islam yang kerap mengenakan kopiah itu. Seisi kelas tampak gembira. Seolah sudah menanti kehadiran Syafei, sapaan akrab guru berjenggot tipis itu.

Bagaimana tidak, Syafei memang dikenal sebagai guru yang kerap memainkan sulap dan hipnosis ke anak didiknya. Menurut dia, aneka hiburan itu digelar untuk menarik perhatian siswa. “Biasanya kalau siswa tampak jenuh, saya angkat semangatnya dengan permainan sulap dan hipnosis. Akhirnya banyak siswa yang menantikan kehadiran saya,” kata Syafei kepada media ini.

Namun, hipnosis yang dia lakukan jauh berbeda dengan yang ada di televisi. Tak ada aksi membongkar rahasia ataupun unsur pelecehan sedikit pun. “Hipnosis yang saya lakukan untuk menyegarkan pikiran bawah sadar siswa. Sehingga perasaan jenuh bisa terusir,” lanjut PNS yang juga anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda tersebut.

Lebih jauh dia menerangkan, hipnosis merupakan rangkaian pola bahasa untuk menembus pikiran bawah sadar manusia. Ketika pikiran bawah sadar berhasil diakses, maka sugesti positif dapat ditanamkan. “Misalnya sugesti agar pikiran lebih tenang dan nyaman. Dengan teknik hipnosis, bisa juga menghapus rasa benci pada mata pelajaran atau pun gurunya,” jelas lelaki yang juga guru silat itu.

Ia mengatakan, hipnosis merupakan metode ilmiah tanpa melibatkan unsur mistik. Sebab, semua orang bisa mempelajari tanpa melakukan ritual yang dilarang agama. Melakukan hipnosis, kata dia, tak mesti membuat siswa tertidur. Sugesti bisa ditanamkan meski siswa dalam keadaan sadar. Teknik itu disebut hypno teaching, yakni penerapan hipnosis dalam dunia pendidikan. “Hypno teaching cukup lumrah di luar negeri. Dengan teknik itu, bahasa yang disampaikan sulit ditolak siswa. Selain itu juga bisa merangsang kreativitas alam bawah sadar,” beber dia.

Kawan seprofesinya di sekolah itu, Sugit Indajati mengaku kagum dengan pola mengajar yang dipakai Syafei. “Saya heran, setiap Syafei mengajar, siswa tidak ribut,” kata dia. Sedangkan siswa bernama Sultan merasa senang setiap Syafei mengajar. Dengan pikiran dibuat rileks, maka pelajaran mudah diserap. “Permainan sulap dari Pak Syafei juga selalu kami tunggu. Belajar jadi semakin asyik,” tutur dia. (*/er)

Artikel ini pernah terbit di Kaltim Post. Silakan berlangganan Kaltim Post.

http://m.kaltim.prokal.co/read/news/239653-rangkai-bahasa-jadi-idola

Scroll to Top